( still about WEH )
Pada akhirnya ikal diizinkan ayahnya untuk berlayar bersama Weh, meskipun pada awalnya berat untuk melepas kepergian anaknya yang masih belum cukup dewasa untuk mengarungi samudra bersama Weh.
from mozaik 1 ( laki-laki zenit dan nadir )
Ditengah perjalanan Weh menunjuk berjuta bintang, tak kasat olehku (ikal) lingkaran itu karena bersembunyi diantara gemerlap miliaran benda langit. Pada setiap simbol Weh bersabda, "keseimbangan, perawan, leo sang singa, matahari pertama musim panas, bintang kastor, musim menyemai benih..." Mendebarkan! Langit adalah kitab yang terbentang kata Weh, ternyata laki-laki uzur ini memiliki indra ke-6.
Begitulah andrea mendeskripsikan tentang seseorang yang bisa melihat keindahan dibalik keburukkan orang lain ( yg malah fatal menurut sebagian orang ).
Ya ALLAH, aq kehabisan kata-kata untuk menterjemahkan keindahan ini, rasanya hidup aq ini tidak pernah ada apa-apanya ( yg berguna ) yang bisa aq aq lakukan kepada orang lain bahkan pada diriku sendiri dan seluruh keluargaku pastinya. Aq merasa inspirasi masih sebagai inspirasi belaka dan belum terwujud jadi hal yang berbentuk "REAL", aq malu pada diriku sendiri..
Aq ngerasa selama ini, waktu yang padahal cukup panjang tp tak pernah aq manfaatkan untuk hal yang berguna, semoga dengan tulisan-tulisan aq ini yang masih ga ngerti mengarah kemana?? tp bisa membuat aq lebih bijaksana dalam menyikapi setiap masalah dalam hidupku ini, although i realize that i never be perfect couse i just human being.. ( lho ko gue jd curhat???)
Back to Weh..
Selesai ujian sekolah di Tanjong Pandan ikal tak sempat pulang ke rumah, ia langsung ke pangkalan dan..
"kulihat perahu Weh limbung, layaknya bahtera tak bertuan. Penambatnya terseret lunglai, lampu badai masih menyala. Layarnya bergulung. Diujungnya terjuntai sepasang kaki yang pucat. Tubuh Weh terbungkus lilitan layar, berayun-ayun, laki-laki pembaca langit itu telah mati, meragan menggantung dirinya sendiri, disaku bajunya masih mendesisis lagu-lagu cinta dari program Radio RPM Malaysia ( radio yg ikal berikan ) Penyakit yang tak tertangguhkan telah merobohkan benteng terakhirnya itu. Dan Weh adalah orang yang pertama mengajariku (ikal) mengenal diriku sendiri".
Bagaimana? apa yang bisa kita ambil dari sedikit cerita tentang Weh?? nama yang aneh tp mengandung makna yang dalam. Karena banyak orang bilang "apalah artinya sebuah nama??"
memang benar demikian adanya. Yang penting kita harus mampu berbicara dan bertanya pada diri sendiri "apalah arti sebuah hikmah untuk hidupku ke depan??" dan itu harus kita cari jawabannya, dimana? sampai kapan? hanya kita sendiri yang mampu menjawabnya jadi SEMOGA BERHASIL..
Concluton part-2 dan part-3 (all about Weh) :
Sesungguhnya tak perlu keliling dunia untuk mencari sesuatu yang indah dalam hidup, karena sadar atau tidak sebenarnya kita masih bisa menemukan keindahan dibalik keburukkan orang lain, siapapun mereka bahkan yang ada di sekeliling kita tiap harinya.
Terimakasih banyak buat mamahku "my love" yang selalu sabar melihat semua kebodohan dan ketidakbergunaanku selama ini, your love is like tears from the star and loving you like food for my soul,, Memang ibuku, ibu no-1 di muka bumi ini.. love you mom ( ko gue jd sedih ya.. )
Membaca ke-4 buku Tetralogi Laskar Pelangi, kita tidak hanya menikmati epik yang bermutu. Kita juga akan menyaksikan bagaimana seorang penulis berbakat berevolusi dari satu karya ke karya yang lainnya untuk menuju master piece-nya.
Pada akhirnya ikal diizinkan ayahnya untuk berlayar bersama Weh, meskipun pada awalnya berat untuk melepas kepergian anaknya yang masih belum cukup dewasa untuk mengarungi samudra bersama Weh.
from mozaik 1 ( laki-laki zenit dan nadir )
Ditengah perjalanan Weh menunjuk berjuta bintang, tak kasat olehku (ikal) lingkaran itu karena bersembunyi diantara gemerlap miliaran benda langit. Pada setiap simbol Weh bersabda, "keseimbangan, perawan, leo sang singa, matahari pertama musim panas, bintang kastor, musim menyemai benih..." Mendebarkan! Langit adalah kitab yang terbentang kata Weh, ternyata laki-laki uzur ini memiliki indra ke-6.
Begitulah andrea mendeskripsikan tentang seseorang yang bisa melihat keindahan dibalik keburukkan orang lain ( yg malah fatal menurut sebagian orang ).
Ya ALLAH, aq kehabisan kata-kata untuk menterjemahkan keindahan ini, rasanya hidup aq ini tidak pernah ada apa-apanya ( yg berguna ) yang bisa aq aq lakukan kepada orang lain bahkan pada diriku sendiri dan seluruh keluargaku pastinya. Aq merasa inspirasi masih sebagai inspirasi belaka dan belum terwujud jadi hal yang berbentuk "REAL", aq malu pada diriku sendiri..
Aq ngerasa selama ini, waktu yang padahal cukup panjang tp tak pernah aq manfaatkan untuk hal yang berguna, semoga dengan tulisan-tulisan aq ini yang masih ga ngerti mengarah kemana?? tp bisa membuat aq lebih bijaksana dalam menyikapi setiap masalah dalam hidupku ini, although i realize that i never be perfect couse i just human being.. ( lho ko gue jd curhat???)
Back to Weh..
Selesai ujian sekolah di Tanjong Pandan ikal tak sempat pulang ke rumah, ia langsung ke pangkalan dan..
"kulihat perahu Weh limbung, layaknya bahtera tak bertuan. Penambatnya terseret lunglai, lampu badai masih menyala. Layarnya bergulung. Diujungnya terjuntai sepasang kaki yang pucat. Tubuh Weh terbungkus lilitan layar, berayun-ayun, laki-laki pembaca langit itu telah mati, meragan menggantung dirinya sendiri, disaku bajunya masih mendesisis lagu-lagu cinta dari program Radio RPM Malaysia ( radio yg ikal berikan ) Penyakit yang tak tertangguhkan telah merobohkan benteng terakhirnya itu. Dan Weh adalah orang yang pertama mengajariku (ikal) mengenal diriku sendiri".
Bagaimana? apa yang bisa kita ambil dari sedikit cerita tentang Weh?? nama yang aneh tp mengandung makna yang dalam. Karena banyak orang bilang "apalah artinya sebuah nama??"
memang benar demikian adanya. Yang penting kita harus mampu berbicara dan bertanya pada diri sendiri "apalah arti sebuah hikmah untuk hidupku ke depan??" dan itu harus kita cari jawabannya, dimana? sampai kapan? hanya kita sendiri yang mampu menjawabnya jadi SEMOGA BERHASIL..
Concluton part-2 dan part-3 (all about Weh) :
Sesungguhnya tak perlu keliling dunia untuk mencari sesuatu yang indah dalam hidup, karena sadar atau tidak sebenarnya kita masih bisa menemukan keindahan dibalik keburukkan orang lain, siapapun mereka bahkan yang ada di sekeliling kita tiap harinya.
Terimakasih banyak buat mamahku "my love" yang selalu sabar melihat semua kebodohan dan ketidakbergunaanku selama ini, your love is like tears from the star and loving you like food for my soul,, Memang ibuku, ibu no-1 di muka bumi ini.. love you mom ( ko gue jd sedih ya.. )
Membaca ke-4 buku Tetralogi Laskar Pelangi, kita tidak hanya menikmati epik yang bermutu. Kita juga akan menyaksikan bagaimana seorang penulis berbakat berevolusi dari satu karya ke karya yang lainnya untuk menuju master piece-nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar