Jumat, 02 Januari 2009

Tentang Tetralogi Laskar Pelangi



Andrea Hirata
: Out Of The Blue

Di negeri ini, tidak mudah menulis dua novel yang keduanya best seller, apalagi merupakan karya-karya pertama, ditulis seorang yang tak berasal dari lingkungan sastra, dan lebih gawat lagi, novel-novel itu sama sekali tak sejalan dengan trend pasar. Tp itu dilakukan Andrea Hirata. Melalui dua sekuelnya Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi, Andrea Hirata langsung menempatkan dirinya sebagai salah satu penulis muda Indonesia yang amat menjanjikan. Laskar Pelangi telah beredar di luar negeri, bahkan mampu mencapai best seller di Malaysia.

Andrea Hirata, out of the blue, tak dikenal sebelumnya, tak pernah menulis sepotongpun cerpen, tiba-tiba muncul, langsung menulis tetralogi - sesuatu yang juga cukup ajaib bagi penulis pemula - dengan gaya realis bertabur metafora yang disebut Prof. Sapardi Djoko Darmono, guru besar Sastra Universitas Indonesia, sebagai metafora yang berani, tak biasa, tak terduga, kadang kala ngawur, namun amat memikat.

Bagaimana karya-karya Andrea dapat menjadi best seller tanpa harus mengorbankan mutu? Tentu tak terlepas dari muatan intelektualitas dan spiritualitas buku-buku itu. Sastrawan Ahmad Tohari mengatakan Andrea jaminan bagi sebuah karya sastra bergaya saintifik dengan penyampaian yang cerdas dan menyentuh. Prof. Dr. Syafii Maarif, mantan ketua umum Muhammadiyah berkomentas: "Andrea langsung membidik pusat kesadaran".
Meski masih terlalu hipotetik, karya Andrea diterima secara luas mungkin karena pembaca kita jenuh dengan sajian metropop bertema urban superingan, pornografi, hedonistik, dan mulai mendamba tulisan yang lebih berkapasitas. "Andrea mengobati kehausan para pecinta buku-buku Indonesia bermutu" (Kompas, 11 November 2006).

Daya tarik yang menonjol dari karya-karya Andrea juga terletak pada kemungkinanya yang amat luas dari ekplorasi terhadap karakter dan peristiwa, sehingga paragrafnya seakan dapat berkembang menjadi sebuah cerpen, dan setiap bab mengandung letupan intelejensia, kisah, dan romantika untuk dapat tumbuh menjadi buku tersendiri. Andrea tak pernah kekeringan ide dan tak pernah kehilangan tempat untuk melihat suatu fenomena dari satu sudut yang tak pernah dilihat orang lain. Setiap kalimatnya potensial, ironi diolahnya menjadi jenaka, cinta pertama yang absurd menjadi demikian mempesona, tragedi diparodikan, ia mengsastrakan fisika, kimia, biologi dan astronomi.
"Andrea adalah seorang seniman kata-kata", ujar Nicola Horner. Majalah tempo menyebutnya, "Andrea berhasil menyajikan kenangannya menjadi cerita yang menarik, deskripsinya kuat, filmis".
Santi Indra Astuti, Msi.., seorang dosen komunikasi, di koran tempo berpendapat, "Laskar Pelangi ageless, timeless, borderless. "Garin Nugroho, "inspiratif. "Riri Riza, "A must read".

Novel pertama Andrea Hirata Laskar Pelangi telah berkembang bukan hanya sebagai bacaan sastra, namun sebagai referensi ilmiah. Novel ini banyak dirujuk untuk penulisan skripsi, tesis, dan telah diseminarkan oleh birokrat untuk menyusun rekomendasi kebijakan pendidikan. Adapun novel keduanya, Sang Pemimpi, Andrea menarikan imajinasi dan melantunkan stambul mimpi-mimpi dua anak Melayu Kampung: Ikal dan Arai. Novel Edensor adalah novel ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi. Novel ini bercerita tengtang keberanian bermimpi, kekuatan cinta, pencarian diri sendiri, dan penaklukan-penaklukan yang gagah berani. Novel keempat atau terakhir dalam rangkaian empat karya tetralogi Laskar Pelangi dengan judul Maryamah Karpov. Dalam Maryamah Karpov, dengan satirenya yang khas, ironi yang menggelitik, dan intelejensia yang meluap-luap namun membumi, Andrea berkisah tentang perempuan dari satu sudut yang jarang diekspos penulis Indonesia dewasa ini.
Membaca ke-4 novel Tetralogi Laskar Pelangi, kita tak hanya menikmati epik yang bermutu, tapi juga menyaksikan bagaimana penulis berbakat berevolusi dari satu karya ke karya lainnya untuk menuju master piece-nya.

"Keberhasilan hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang PERCAYA dan MEMPERJUANGKANNYA" ( David J Schwartz - Berfikir dan Berjiwa Besar )

Tidak ada komentar: