Minggu, 10 Mei 2009

Dari Pecinta Tetralogi Laskar Pelangi Part-10

Meski cinta Arai sedahsyat terjangan topan sekalipun, meski Zakiah dan keluarganya sudah setuju, jika ayahku tidak berkenan, semuanya jadi tidak mungkin. Tentu karena Arai adalah simpai keramat, anak sebatang kara, yang dipungut keluarga kami, maka ia berada di bawah pengampunan ayahku. Tapi bukan semata karena itu, semata kami dari waktu ke waktu belajar untuk menghormati keputusan ayah.

Seminggu penuh aku (ikal) berdoa kepada Yang Mahaadil semoga ayah mengatakan ya dalam diamnya. Ayah sedikit terperanjat, dan serta-merta mengecilkan volume radio. Beliau menatap Arai lama, Arai gemetar. Jika ayah memberikan isyarat Tidak maka khatamlah dunianya. Akupun gugup menunggu reaksi ayah. Namun, sejurus kemudian kutangkap satu sinyal yang amat kukenal: wajah ayah terang dan matanya penuh bersinar. Semua berarti sangat terang, "Ya, aku setuju."

Aku melonjak sejadi-jadinya. Aku dirasuki fikiran aneh, meski bukan aku yang akan meminangnya tapi rasanya aku menjadi orang paling bahagia di dunia ini. Karena aku tahu, sejak Arai mengenal Zakiah kelas satu sma dulu, dan jatuh cinta untuk pertama kaliny, sedetikpun ia tak pernah berpaling pada perempuan lain. Sepanjang waktu itu, belasan tahun, ia telah mengalami berupa-rupa cobaan hidup paling pahit, bertubi-tubi, dari kemungkinan seorang lelaki ditolak. Arai tak setapakpun mundur.

Kuingat, malam tanggal 16 Mei itu. Malam yang tak kan kulupa. Arai menikahi Zakiah dirumah kami. Usai mengucapkan ijab kabul, ia mengaji Al-Qur'an. Ia mengaji menyayat hati, dalam bahagia yang perih, sesak dadanya ingin mengabarkan pada ayah dan ibunya bahwa ia telah menemukan belahan hatinya, telah memutus simpai keramatnya. Suaranya pilu menusuk-nusuk malam, air matanya bercucuran.
( from Mozaik 31 "16 Mei" Maryamah Karpov )

Conclution ending part-10:
Sesungguhnya, apapun yang sedang terjadi dalam hidup kita sekarang, tadi, nanti kedepan tidak mungkin akan bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan, apabila tanpa usaha, perjuangan, dan ridho dari orang tua kita. Ridho Allah adalan ridho orang tua kita untuk kita...Insyaallah.
Kehidupan baru artinya awal dari munculnya kedewasaan seseorang dalam memandang arti hidup ini sebenarnya. Semoga setiap langkah yang mulai kita jalani dalam hidup adalah awal dari bekah-berkah yang akan Allah taburkan dalam kehidupan kita sekarang, nanti dan hingga akhir zaman.. amin

Tidak ada komentar: